Bernardus Ari Kuncoro

Pendidik Data Science dan Musisi....

Selengkapnya
Navigasi Web
Jumat Keramat di Kala Korona
pertemuan

Jumat Keramat di Kala Korona

oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Diilhami dari kisah nyata.

Kala itu hari Jumat. Orang barat sering menyebutnya Friday 13, mengingat hari itu tanggal 13. Bisa jadi keramat buat kami, karena tanggal 13 Maret 2020 adalah hari ketika kami berhasil mengumpulkan kekuatan dan semangat.

Kami bertujuh bertemu. Andini, Yani, Ratih, Rian, Dino, Filo, dan saya, Bernard. Tertuang rencana tim dan individu untuk menuju pribadi serta tim kerja yang lebih baik. Saling bantu. Saling peka. Peran saya di sini adalah sebagai leader. Saya dipercaya memimpin enam anak-anak muda berbakat tepat pada Januari 2020. Belum genap tiga bulan.

Pagi-pagi jam sembilan kami mulai rapat. Kami sewa satu buah ruangan pertemuan. Agar apa? Supaya tetap fokus dan tiada gangguan. Ukuran ruangan itu empat kali empat meter luasnya. Dilengkapi dengan sebuah TV untuk menampilkan paparan. Masing-masing dari kami menuliskan Objective Key Results (OKR) agar pekerjaan dalam tiga bulan ke depan lebih terarah.

Saat istirahat kami sempatkan waktu untuk makan siang bersama. Karena berada di dalam satu pusat perbelanjaan, kami pilih restoran yang berlokasi di situ. Suasananya sangat menunjukkan adat Jawa yang kental. Makan dan bercengkerama kami lalui bersama.

Dalam pemikiran saya, tim ini punya potensi besar. OKR setiap individu dan tingkatan tim dibuat. Ada yang berusaha menghasilkan karya-karya yang bermanfaat. Ada yang ingin meningkatkan performa. Ada juga yang mau dirinya sering tampil di depan umum agar tetap menancapkan eksistensi.

Ibarat sebuah kapal, pasti ada nakhodanya yang mengarahkan dan mengambil keputusan. Apabila badai menghadang apakah nakhoda terus menerjang atau menghindar? Dialah yang mengambil keputusan. Itulah posisi saya sekarang. Insting saya ingin melindungi dan memastikan awak buah kapal sampai tujuan dengan selamat.

Sejak saat Jumat keramat itu, kami masih belum dapat bersua secara fisik. Namun kami bekerja dari rumah dengan penuh semangat. Magis? Bisa saja.

Catatan: Tulisan ini telah dibedah pertama kali saat hari kedua pelatihan SAPESABU online 1. Saat itu diberi nilai 85 oleh Mas Eko Prasetyo. Matur nuwun atas masukannya, Mas! God bless you.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisannya menarik dan membuat yang membaca ikut bersemangat

03 Jul
Balas

Nakhoda keren. Tetap melajukan kapalnya walau ombak besar menerjang. Semangat, Pak

02 Jul
Balas

mantul pak

01 Jul
Balas

Memang.. Adanya Pandemic ini memaksa kita utk inovatif dan tetap produktif meski tidak bisa bersua offline

03 Jul
Balas

majis itu apa ya? apa dari kata magis?

03 Jul
Balas

Benar Pak Imar. Saya salah tulis, yang benar sesuai kbbi: magis. Ini hasil karya saya waktu ikut pelatihan hari pertama. Segera diperbaiki! :) Thanks inputnya.

06 Aug

Benar Pak Imar. Saya salah tulis, yang benar sesuai kbbi: magis. Ini hasil karya saya waktu ikut pelatihan hari pertama. Segera diperbaiki! :) Thanks inputnya.

06 Aug

Ditunggu kelanjutan ceritanya l, goal dr tim OKR . Kepo...hehehe

03 Jul
Balas



search

New Post